BAnyak sekali sekolah khususnya di pendidikan tingkat dasar (SD maupun SMP) mulai merasa resah dengan bergulirnya kabar penerapan masuk sekolah hanya 5 hari dalam seminggu dan 1 hari minimal 8 jam atau biasa disebut full day school. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menyosialisasikan pelaksanaan penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang lebih dikenal masyarakat sebagai full day school (FDS) ini rencananya diberlakukan bertahap mulai 2017 hingga 2020.
Perlu diketahui pula menurut Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Kemendikbud Poppy Dewi Puspitasari, delapan jam itu tidak diisi semuanya dengan belajar, Anak-anak tidak belajar delapan jam seharian. Mereka ada kegiatan ekskul atau lainnya. Jadi waktu anak tidak terbuang percuma demikian kata Poppy di Jakarta, Kamis (27/10).
Agar anak tidak jenuh, lanjutnya, guru dilarang memberikan pekerjaan rumah. Kalaupun ada tugas, anak-anak bisa menyelesaikannya di sekolah. Jadi anak-anak dan guru akan punya waktu santai dengan keluarga setiap Sabtu Minggu. Karena sekolahnya hanya sampai Jumat walau dalam 5 hari itu terasa agak lama setiap harinya karena sudah terbiasa sekitar 5 jam / hari.
Kalau dilihat untung ruginya sebnarnya tergantung sudut pandang saja, disalah satu sisi yang suka dengan penerapan full day school / FDS ini juga tidak sedikit, penerapannya saja yang harus diatur shingga tidak membuat siswa dan orang tua kelabakan. Siswa juga akan berkurang kegiatan bermainnya dimana sekarang mainnya hanya pegang handphone / gadget... kalau yang sudut pandang tidak suka alasan utamanya pasti takut anaknya sakit atau kelelahan. Memang dalam sebuah kebijakan pasti ada pro dan kontra... so kita pasti juga tahu pemerintah mau menerapkan pasti melakukan studi kasus dan lainnya.
27 Oktober 2016
FULL DAY SCHOOL / FDS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar