GURU

Berbagi menjadi Guru, Trainer, Motivator Untuk Masa Depan Negara yang lebih Gemilang

Pendidikan Profesi Guru

PENDIDIKAN PROFESI GURU / PPG

MERDEKA BELAJAR

MERDEKA BELAJAR

DIGITAL MARKETING

Pelatihan Digital Marketing SMK se Jawa Timur di bawah Pondok Pesantren

Pengumuman Hasil Test Honorer K2t

Setelah menunggu lama dan ditunda berulangkali akhirnya pengumuman hasil test honorer k2 bisa dilihat

29 Mei 2009

MEDIA PEMBELAJARAN

Setelah blog ini membahas PTK / Penelitian Tindakan Kelas, maka berikutnya saya akan membahas Media Pembelajaran. PAda sertifikasi tahun ini media pembelajaran mempunyai poin 5 / media dan diperbolehkan membuat sebanyak-banyaknya. Bahkan point membuat PTK dan KTI yang kalau kita buat lebih dari 50 lembar point maximalnya cuma 15. Kenapa kita nggak buat media pemblajaran saja yang mungkin 3 lembar dan bisa kita buat 20 kalinya... point nya kan 100 gimana ?

Kenapa sekarang ini lebih mengutamakan media pembelajaran ? yang pasti dengan kita membuat media pembelajaran membuat pelajaran semakin mudah dipahami oleh siswa, dan siswa semakin bersemangat plus lebih tertarik.Cuma ide yang harus dikeluarkan dalam membuat media pembelajaran tidak menyimpang jauh dari rpp yang kita buat.

Media Pembelajaran dengan memakai peralatan teknologi seperti LAptop dan Proyektor sekarang ini menjadi lebih dominan, karena disamping siswa bisa melihat gambar juga bisa melihat inti dari apa yang menjadi pelajaran. MAnusia lebih mudah menghapalkan gambar daripada huruf ataupun angka. Terus bagi guru yang belum menguasai peraltan teknologi itu maka setidaknya mereka lebih mempelajari (belajar-belajar lagi).

TApi apa ada yang lebih menarik lainnya ? masih banyak sekali, bisa media pembelajaan dengan permainan yang biasa dipakai siswa, nyanyian, perlatan sederhana dan lainnya. JAdi pada dasarnya Media Pembelajaran merupakan kreativitas dari guru sendiri.

24 Mei 2009

PTK / Penelitian Tindakan Kelas Part III

Kali ini PTK / Penelitian Tindakan Kelas akan dibahas lebih lengkap disini, sampai selesai. KArena mungkin jadwal pembuatan portofolio yang mendesak, banyak guru yang bertanya so akan saya bahas disini lebih detail. Berikut paparan PTK / Penelitian Tindakan Kelas :

Apakah PTK Itu?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran, dan mencobakan hal-hal baru di bidang pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Pendek kata, PTK adalah ragam penelitian yang dimaksudkan untuk mengubah bebagai keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat.

Apa Saja Bentuk PTK?
Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kolaboratif, yang dapat disebut PTK Individual dan PTK Kolaboratif. Dalam PTK Individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK Kolaboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan di antara anggota melakukan kunjungan antar-kelas.

Apakah Karakteristik PTK Itu?
PTK memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut.
• Bersifat siklis, artinya PTK terikat siklus-siklus (perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan, dan refleksi) sebagai prosedur baku penelitian.
• Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2/3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaannya.
• Bersifat partikular-spesifik yang tidak bermaksud melakukan generaliasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnya pun tidak untuk digeneraliasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan di tempat lain yang konteksnya mirip.
• Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti pula.
• Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan hal yang diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
• Bersifat kolaboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
• Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; tidak menggarap masalah-masalah besar.
• Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan, dan tercapainya tujuan penelitian.
• Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistic yang sederhana, bukan yang rumit.
• Bermaksud mengubah kenyataan, keadaan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.

Apakah Tujuan (yang Hendak Dicapai) PTK?
Tujuan pokok PTK sebagai berikut.
• Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
• Memperbaiki dan meningkatkan kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
• Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
• Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
• Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
• Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
• Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Apakah Manfaat PTK?

Bagi guru, siswa, dan proses pembelajaran, manfaat PTK sebagai berikut.
• Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu, hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
• Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karier guru.
• Mampu mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan (mengatasi) masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
• Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat kekontekstualan dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
• Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
• Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa-siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

Bagaimana Pembiayaan Pelaksanaan PTK?
• Besar biaya atau dana yang diperlukan untuk melaksanakan satu PTK sangat relatif, mulai hanya ratusan ribu sampai jutaan rupiah. PTK yang dilakukan atas inisiatif guru sendiri bisa murah, tapi PTK yang dilaksanakan oleh gugus guru bisa menyerap dana beberapa juta. Tapi, pada dasarnya PTK merupakan ragam penelitian yang tidak memerlukan biaya besar dibandingkan penelitian Non-PTK.
• Sumber biaya atau dana pelaksanaan PTK dapat berasal dari (a) guru sendiri (swadana), (b) sekolah, dan (c) luar guru dan sekolah terutama sponsor. Sebagai profesional, sungguh baik bila guru bisa melakukan PTK dengan swadana. Dalam rangka pembinaan profesionalitas guru, sekolah perlu memasukkan anggaran PTK bagi guru dalam RAPBS. Di samping itu, pemerintah melalui Depdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat menjadi sponsor PTK dengan menganggarkannya dalam APBD/APBN.
• Dana PTK yang berasal dari RAPBS dan pemerintah dapat disalurkan kepada para guru dengan hibah kompetisi dan penunjukan. Penyaluran dengan cara penunjukan bisa dilakukan bila maksud pelaksanaan PTK untuk pembinaan guru, sedang penyaluran dengan cara hibah kompetisi cocok untuk peningkatan mutu guru.

Kapankah PTK Dilaksanakan oleh Guru?
Tidak ada waktu khusus pelaksanaan PTK. Karena selalu inklusif dengan pembelajaran, pelaksanaan PTK dapat dilakukan sepanjang tahun pelajaran atau sepanjang berlangsung pembelajaran. Bila guru melakukan PTK untuk mengatasi masalah pembelajaran, mencobakan inovasi pembelajaran, dan atau mengumpulkan credit point untuk kariernya, hendaknya PTK dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan, sepanjang tahun pelajaran. Bila guru melakukan PTK dengan mengandalkan dana hibah atau dana dari luar, memang PTK perlu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pemberi hibah atau dana dari luar. Bila dananya dari sekolah (RAPBS), sebaiknya PTK dilaksanakan pada awal tahun pelajaran atau semester. Bila dananya dari pemerintah, sebaiknya PTK dilaksanakan dengan prinsip tidak memotong atau menganggu pembelajaran yang sedang berlangsung. Jadi, pelaksanaan PTK dapat disesuaikan dengan karakteristik pemberi dana.

Bagaimanakah Cara Melaksanakan PTK?
PTK dapat dilaksanakan secara individual dan berkelompok. Pelaksanaan secara individual termasuk PTK Individual, sedang pelaksanaan secara berkelompok termasuk PTK Kolaboratif. Untuk pelaksanaan secara berkelompok perlu dibentuk gugus-gugus pelaksana PTK.

Bagaimanakah Prosedur Melaksanakan PTK?
Secara keseluruhan, prosedur melaksanakan PTK sebagai berikut.
1. Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok:
• Mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode atau cara.
• Menentukan cara pemecahan masalah PTK dengan pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu.
• Memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya.
• Menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan.
• Memilih dan menyusun perpspektif, konsep, dan pandangan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK.
• Menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
• Menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK.
• Menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.
2. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan-pengamatan dan refleksi-refleksi. Baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara beriringan, bahkan bersama. Semua hal yang berkaitan dengan ketiga hal di atas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
3. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan lebih lanjut sebagai hasil-hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulannya dan dirumuskan saran.
4. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoretis. Inilah laporan PTK.

Bagaimanakah Cara Mengimbaskan PTK?
PTK terbukti prospektif dan andal sebagai salah satu instrument peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran sehingga perlu diimbaskan atau ditularkan kepada berbagai pihak terutama guru dan tenaga pendidikan. Pengimbasannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
• Melibatkan atau mengikutsertakan guru-guru atau tenaga-tenaga kependidikan yang belum berkesempatan melakukan PTK ke dalam kegiatan PTK yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan tertentu.
• Mencangkokkan atau mengikutsertakan guru atau tenaga kependidikan sebagai anggota peneliti dalam gugus-gugus guru yang sedang melaksanakan PTK.
• Menyebarluaskan hasil-hasil PTK kepada para guru dan tenaga kependidikan yang belum pernah melaksanakan PTK. Caranya bisa melalui berbagai pertemuan dan media tertentu, misalnya jurnal/majalah pendidikan.
• Memperluas atau memberikan kesempatan bagi guru dan tenaga kependidikan untuk melaksanakan PTK dengan berbagai sumber pembiayaan.


Isi laporan Pada PTK :

Cover
Halaman Pengesahan
Abstrak (Ringkasan)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (kalau ada)
Daftar Gambar (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
a. Jenis penelitian (PTK), banyak siklus yang dilakukan
b. Subyek Penelitian (siswa, kelas,)
c. Waktu Penelitian
d. Langkah-langkah Penelitian (uraikan langkah-langah pada siklus I, II, dst yang meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi)
B. Instrumen Penelitian
C. Teknik Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian: Siklus I, Siklus II, dst
B. Pembahasan Hasil

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RPP, Hasil Pengamatan, Daftar Nilai/Hasil Belajar Siswa tiap siklus, Foto-foto

19 Mei 2009

Lulus Kuliah Kerja Apa Buka Usaha ?

Paradigma sistem pendidikan kita yang membuat mereka yang lulus kuliah lebih memilih ke dunia kerja. Untuk memiliki insting bisnis / buka usaha sendiri diperlukan rutinitas pembentukan karakter (kecuali bagi mereka yang beruntung). Seharusnya sejak SD (sekolah Dasar) sudah ditanamkan jiwa wirausaha, sehingga ketika mereka lulus kulih menjadi lebih siap dan bisa membuka usaha sendiri.

Perlu kita ketahui bersama bahwa dengan jumlah penduduk Indonesia 230 Juta hanya 0,5% yang menjadi pengusaha (entrepeneur). Sangat kecil sehingga mengakibatkan pengangguran yang sangat besar. Indonesia masih membutuhkan banyak entrepeneur sejati yang akan menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan mengurangi lapangan pekerjaan.

Terus bagaimana sih penerapannya di sekolah baik sekkolah dasar (SD), SMP, maupun SMA ? Ya Kurikulum pendidikan kita yang harus dirubah menjadi lebih menerima membuka usaha baru. Dengan melatih mereka langsung praktek ke dunia nyata, salh satu contoh sederhana adalah berjualan. Berdagang adalah dasar dari bagaimana kita bisa membuka usaha. Apa yang dijual ? untuk taraf SD dan SMP lebih baik diarahkan terlebih dahulu sedangkan untuk SMA / SMK kita bisa menyerahkan pilihan itu kepada siswa (yang mereka sukai).

Di kuliah nantinya mereka bisa membuka usaha kecil-kecilan. Dan ketika lulus mereka sudah benar-benar siap membuka usaha atau bisa meneruskan usahanya. APakah semua usaha butuh modal yang besar ? tidak..... Keinginan dan semangat lah yang bisa merubah semua itu. JAdi seharusnya lulusan perguruan tinggi lebih banyak mencetak entrepeneur / pengusaha yang siap dan membuka lapangan kerja.

17 Mei 2009

PTK / Penelitian Tindakan Kelas Part II

Setelah menulis bagian pertama dari penelitian tindakan kelas / PTK, maka saya akan menulis secara berseri PTK ini, baik cara dasar pembuatannya dan trik terbaik dalam membuat PTK / penelitian Tindakan Kelas.

Langkah-Langkah Penelitian Tindakan
Ada beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melakukan penelitian tindakan (lihat misalnya Cohen dan Manion, 1908; Taba dan Noel, 1982; Winter, 1989). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah;
2. menganalisis masalah
3. merumuskan hipotesis tindakan
4. membuat rencana tindakan dan pemantauannya
5. melaksanakan tindakan dan mengamatinya;
6. mengolah dan menafsirkan data
7. melaporkan.
Secara alami, langkah-langkah itu biasanya tidak terjadi dalam alur yang lurus. Apabila terjadi perubahan masalah pada waktu dilakukan analisis masalah, maka diperlukan identifikasi masalah yang baru. Data diperlukan untuk memfokuskan masalahnya dengan mengidentifikasi faktor penyebab, dalam menentukan hipotesis tindakan, dalam evaluasi dsb.

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Seperti telah disinggung di muka, PTK Anda dilakukan untuk mengubah perilaku Anda sendiri, perilaku sejawat dan murid-murid Anda, atau mengubah kerangka kerja, proses pembelajaran, yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku Anda dan sejawat serta murid-murid Anda. Singkatnya, PTK Anda lakukan untuk meningkatkan praktik pembelajaran Anda. Contoh-contoh bidang garapan PTK:
1) metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan;
2) strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar;
3) prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/otentik;
4) penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
5) pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri;
6) pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan
7) administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen dan Manion, 1980: 181).

14 Mei 2009

Inovasi Butuh Support

Benar, sepandai apapun kita membuat sebuah inovasi yang berguna bagi masyarakat tapi support atau dukungan baik dari keluarga, lingkungan sekitar bahkan dari teman seprofesi sangat diperlukan. Kadang sebuah inovasi membuat bagian lain meras disingkirkan. Ya hanya dengan inovasi yang terus menerus manusia menjadi semakin beradab.

Iri dengki bahkan dislike mewarnai bagaimana inovasi diciptakn khusunya dikalangan teman seprofesi. Tapi lebih baik keluarkan semua kemampuan apapun itu sebelum kita tidak bis amengeluarkannya dan bahkan mempraktekannya. Pada dasarnya kita semua memang unik, jadi psati ada kelebihan, maka temukan sesuatu itu, ke depan kita semua menjadi lebih baik.

10 Mei 2009

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) part 1

Mendekati masa pengumpulan portofolio guru sebagai syarat sertifikasi guru, belakangan ini saya mendapat banyak permintaan untuk membuatkan PTK / Penelitian tindakan kelas. Kenapa para guru tidak mengerjakan sendiri saja ya...? Alasan pertama adalah jadwal pengumuman yang ikut sertifikasi dengan pengumpulan portofolio terlalu dekat (kurang dari tiga bulan). Walau sebagian dari Portofolio sudah dilakukan oleh para guru tapi tidak untuk masalah PTK / Penelitian tindakan Kelas apalagi KTI / Karya Tulis Ilmiah.

Bayangkan dengan waktu yang sekarang tinggal 1 bulan maka wajar saja mereka mencari jalan pintas yaitu langsung pesan jadi. KAlau para guru itu membuat sendiri ... pasti ruwet, ingat guru yang bersangkutan tetap mengajar seperti biasa, tak ada dispensasi. Kecuali bagi sekolah yang mungkin memiliki rasa solidaritas sesama guru.

Sebenarnya apa to PTK / Penelitian tindakan kelas itu, apa nggak semacam Rpp dan silabus... ini beda. Penelitian ini beda dengan penelitian yang dilakukan para peneliti di laboratorium maupun di kampus, PTK / penelitian Tindakan Kelas ini merupakan penelitian yang ditujukan khusus untuk meningkatkan praktik lapangan bagi para guru. PTK ini bisa dilandasi dari pengalaman yang terjadi ketika mengajar di kelas.

Apakah PTK ini nanti dalam pelaksanaanya tidak mengganggu kelas ? jelas tidak bahkan malah membantu para siswa dalam mengembangkan/ memotivasi mereka untuk belajar. Dalam pelaksanaan PTK ini bisa di bantu oleh guru lain. Nah kembali lagi ke pengumpulan portofolio, karena waktu yang mendesak para guru malah tidak akan mendapatkan PTK yang baik, terkesan tergesa-gesa. Terus bagaimana baiknya donk ? ya bersiap diri bagi guru-guru yang belum sertifikasi dan pemerintah khususnya Pendidikan harus mengumumkan yang akan ikut serifikasi 6 bulan senelumnya, agar manfaat yang dirasakan baik bagi para guru, siswa, masyarakt lebih oke.

07 Mei 2009

TPI : "Televisi Yang Tak Mendidik LAgi"

Pagi ini saya ngantuk sekali... habis lihat sepakbola sih... Chelsea LAwan BArcelona, Semifinal Liga Champions Eropa leg kedua. kedudukan 1 sama... chelsea kemasukan di menit injurie time, sayang sekali.... jadi kalah karena kemasukan ... agregatnya sama sih cuman di kandang noucamp kan 0-0 nah di stamford bridge 1-1.... kalah deh.

ketika istirahat babak kedua saya putar-putar chanel... eh lihat TPI (Telepisi Pendidikan Indonesia) membuat kuis yang moderatornya cewek seksi... kok gitu ya... perasaan dulu pernah dilarang, itu kan termasuk judi.. sayang sekali, kenapa TPI nggak ganti nama saja... bisa THI (televisi Hiburan Indonesia) kayak dulu LAtivi berubah ke tv one.

Ini sangat saya sesalkan, karena program TPI sudah melenceng jauh dari pertama dulu didirikan, ganti nama saja kan ngak papa...mari kita doakan... agar cepet sadar dan dukung pendidikan di indonesia..!!

02 Mei 2009

Beasiswa Sekolah dimanapun Setinggi Apapun

Sekali lagi nama bangsa Indonesia harum atas keberhasilan putra-putrinya di ajang International Conference of Young Scientists (ICYS)yang diadakan di Pszczyna, Polandia. Mengirim 12 Putra-putri terbaik dan mendapatkan 6 medali emas, satu perak dan tiga perunggu. Menjadi peraih medali emas terbanyak mengalahkan Jerman dan negara maju lainnya.

Ini merupakan hadiah di hari Pendidikan Nasional. Dua di antara enam medali emas itu berhasil diraih dari bidang fisika oleh Guinandra Lutfan-Jatikusumo dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, serta Idelia Chandra-Christopher Alexander Sanjaya dari SMA St Laurensia, Tangerang. Satu emas diraih dari bidang komputer oleh Nugra Akbari dari SMA Global Mandiri, Jakarta.

Tiga emas bidang ekologi diraup pasangan Vincentius Gunawan-Fernanda Novelia (SMP Petra 3, Surabaya); Gabriella Alicia Kosasih-Teresa Maria Karina (SMA St Laurensia, Tangerang); serta Jessica Karli-Yosephine Livia (SMA Cita Hati, Surabaya).

Setelah Indonesia, negara yang mendapat medali terbanyak adalah tim Jerman (3 emas, 4 perak, dan 2 perunggu); Belanda (3 emas, 1 perak, dan 2 perunggu); dan baru tim AS dengan 3 medali emas.

Sambutan hangat diberikan Direktur Pembinaan SMA Ditjen Mandikdasmen Depdiknas Sungkowo. Dia menyatakan, Depdiknas akan memberikan penghargaan kepada para siswa yang berhasil menorehkan prestasi internasional itu. Mereka bebas biaya jika melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi yang diinginkan. ''Program pemerintah memang memberi beasiswa bagi pemenang lomba internasional,'' ungkapnya ketika menyambut kedatangan para siswa.


ICYS adalah ajang melombakan presentasi hasil penelitian di bidang fisika, matematika, ilmu komputer, ekologi, dan bahasa Inggris oleh anak-anak muda berusia 14-18 tahun. Lomba tersebut diadakan tiap tahun dan diikuti berbagai negara. Tahun depan, Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah ICYS ke-17. Ajang itu akan diadakan di Bali pada 9-13 April 2010.

Ujian Lagi (UASBN)

Sesudah menjalani ujian akhir semester, seminggu lagi menghadapi UASBN Sekolah Dasar. ya kita berdoa agar mereka bisa mengerjakan dan yang paling penting adalah stamina mereka. TAhun ini mungkin merupakan tahun yang superketa jadwal bagi anak kelas enam SD, tahu sendirilah karena bertemu dengan hajatan terbesar negeri ini... PEMILU, yang berakibat mundurnya jadwa UASBN, UAS dan Praktek.

Semoga harapan kita semua tercapai dalam meningkatkan mutu pendidikan, dimana mensyaratkan nilai kelulusan UASBN minimal 5,50 semua bidang studi. Semangat harus terus dikobarkan pada mereka siswa kita.