06 Januari 2011

Pendidikan si Kaya dan si Miskin

Inilah yang terjadi saat ini, dan sayapun mengalaminya. Pendidikan untuk si Kaya akan lebih maksimal dibanding pendidikan si Miskin. Walau saya terbilang bukan masuk si miskin dan si kaya tapi inilah yang saya rasakan. Untuk sekolah di sekolah terfavorit apalagi di kota besar jelas membutuhkan uang yang sangat banyak, bagi si Kaya ini adalah hal mudah. Si Kaya pasti mau saja, karena fasilitas yang ada sangat menunjang kegiatan mereka juga.

Kebanyakan sekarang sekolah favorit di kota besar menerapkan sistem fullday yaitu masuk pukul 7 pagi sampai 3 sore, dengan jumlah kelas di kelas maksimal 25 dan guru yang mengajar 2 setiap mata pelajaran, selain itu juga fasilitas lab komputer, pengajaran memakai bahasa internasional dan fasilitas lainnya. Semua ini membutuhkan biaya besar sehingga ketika pertama kali masuk sudah dikenakan biaya yang wow dengan per bulan juga wow.

Terus kalau si Miskin sekolah dimana ? di SD negeri yang biasa saja, selain tidak bayar masih disubsidi lain-lainnya. Masalah fasiltas di sekolah tersebut ya lihat situasi dan kondisi pemerintahan setempat. Kalau mendapat bantuan pembangunan fasilitas maka akan lebih oke. Walau sekarang sudah tampak baik, tapi menurut saya masih kurang memenuhi standar. Dalam satu kelas bisa lebih dari 35 orang, tak ada lab bahasa, lab komputer pas-pasan (1 komputer dipakai 3 atau kadang banyak yang rusak), guru yang sudah sertifikasi tapi sudah tua..... kasihan nasib masa depan bangsa ini.

Kalau Input bagus lalu pemrosesan bagus pastilah hasil lebih bagus, nah kalau input bagus fasilitas yang ada kurang menunjang otomatis hasil tetap bahkan bisa berkurang. Inilah kondisi pendidikan di negeri ini yang masih belum bisa dikatakan baik......

0 komentar: