13 Oktober 2009

Kerja Idaman : Pegawai Negeri SIpil (PNS)

Ada jawaban yang lucu dan mungkin menjadi tidak lucu karena itu sudah menjadi kebiasaan di Indonesia ini. Ya hampir 90% orang kalau ditanya apakah mereka mau jadi PNS pasti jawabannya mau tapi ketika merka ditanya kenapa Kok ingin jadi PNS ? jawab merka karena kerjanya santai, bayaran tetap, kalau menurut saja pasti nggak dipecat dan pasti dapat pensiunan.

Kenyamanan itulah sebenarnya yang menjadi idaman, sedang masalah penghasilan rata-rata bilang kalau jadi PNS kan bisa nyambi. Dan dari hasil survey saya ketika saya tanya kepada para PNS yang berusia diatas 40 tahun kebanyakn dari gaji mereka terpotong lebih dari 50% (dibuat mengangsur Rmah, Sepeda motor, menyekolahkan anak + kebutuhan tambahan setiap hari.

Sebenarnya kalau kita jadi pengusaha dan bisa memenuhi kebutuhan itu dan paling tidak penghasilan akan jauh lebih tinggi... cuman kita sejak kecil sudah didoktrin bahwa jadi pengusaha itu berisiko.... aneh.... padahal untuk hidup saja kita punya resiko.... jadi jadi PNS pun pasti ada resikonya. So belakangan ini banyak sekali di INternet yang mencari berita berita tentang Pemberkasan CPNS, Pengangkatan Honorer, test PNS baik test PNS di Depag, Test PNS di Kejaksaan/ MAhkamah agung dan Test CPNS didaerah-daerah.

kata-kata yang paling seringmuncul malah test CPNS disebut Kota Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, MAlang, Kediri dan lain-lain (khusu jatim). NAh test CPNS di departemen, kementerian juga banyak sekali lho. Kebanyakan dari CPNS yang dicari sekarang adalah tenaga lulusan Sarjana Komputer (karena memerlukan penanganan peningkatan teknologi) tapi kita tidak tahu 5 tahun yang akan datang.... NAsehat dari para orang tuapun sama : enak jadi PNS nanti bisa dapat pensiun di hari tuanya.

PAradigma inilah yang harus diganti apabila kita ingin negara ini maju. Karena apabila semua ingin jadi PNS maka secara tidak langsung jiwa pengusaha akan luntur ... jadi pengusaha mau kalau sudah kepepet... tidak ada pilihan. Padahal para entrepeneurlah yang menjalankan roda perekonomian.

0 komentar: