HAri ini merupakan hari terakhir pendaftaran PPG, dan di hari inilah akhirnya informasi semakin menguat bahwa :
1. PPG boleh diikuti oleh mereka / guru yang memiliki jam mengajar 24 jam plus di sekolah / lembaga bernaung sudah memiliki guru cadangan dikarenakan apabila lolos PPG nanti kuliah akan dilakukan selama hari senin- jum'at (untuk sekolah negeri sudah tidak diperkenankan mengangkat guru sukwan / GTT)
2. Biaya ditanggung sendiri selama kuliah, non subsidi dengan perkiraan biaya minimal 15 juta
3. Kepala Sekolah harus memberikan pernyataan bahwa guru tersebut diperbolehkan tidak mengajar selama setahun dan apabila pendidikan selesai bisa kembali mengajar (bagi GTT tidak akan mendapat bayaran / dipotong seperti biasanya)
4. Tempat perkuliahan PPG untuk di Jawa timur dilakukan di Unesa (SUrabaya) atau di UNM (malang)
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk mundur ... tidak meneruskan mengikuti seleksi administratif tingkat Kabupaten. Saya merasa PPG sudah dimuati unsur pencarian uang/ bisnis. Bagaimana tidak, sekolah hanya setahun saja menghabiskan uang sebanyak itu (15 jt) padahal sekolah di negeri... Sarjana saja paling tinggi satu tahun2 juta di kependidikan (UNesa SPp 1 semester kurang lebih 700 ribu) ...
KAlau memang perintah menginginkan meningkatkan Profesionalisme Guru seharusnya bukan menghentikan guru mengajar selama 1 tahun, tapi waktu yang diterapkan bisa lebih flexibel lagi, bisa seperti kulaihnya Universitas Terbuka (UT) plus biaya yang tak menjerat. Iming -iming kalau lulus mendapatkan sertifikasi membuat semua orang tidak menanyakan kembali ada apa gerangan ? APa yang terjadi ? Guru yang belum sertifikasi mana ada yang bayarannya diatas 2 juta ? apalagi Guru tidak tetap negeri / GTT atau GTY, apalagi kebanyakan mereka sudah berkeluarga, apa mau PPG lalu keluarga tidak makan... pikir donk... jadi kebabalasn nich ngomongnya.
1. PPG boleh diikuti oleh mereka / guru yang memiliki jam mengajar 24 jam plus di sekolah / lembaga bernaung sudah memiliki guru cadangan dikarenakan apabila lolos PPG nanti kuliah akan dilakukan selama hari senin- jum'at (untuk sekolah negeri sudah tidak diperkenankan mengangkat guru sukwan / GTT)
2. Biaya ditanggung sendiri selama kuliah, non subsidi dengan perkiraan biaya minimal 15 juta
3. Kepala Sekolah harus memberikan pernyataan bahwa guru tersebut diperbolehkan tidak mengajar selama setahun dan apabila pendidikan selesai bisa kembali mengajar (bagi GTT tidak akan mendapat bayaran / dipotong seperti biasanya)
4. Tempat perkuliahan PPG untuk di Jawa timur dilakukan di Unesa (SUrabaya) atau di UNM (malang)
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk mundur ... tidak meneruskan mengikuti seleksi administratif tingkat Kabupaten. Saya merasa PPG sudah dimuati unsur pencarian uang/ bisnis. Bagaimana tidak, sekolah hanya setahun saja menghabiskan uang sebanyak itu (15 jt) padahal sekolah di negeri... Sarjana saja paling tinggi satu tahun2 juta di kependidikan (UNesa SPp 1 semester kurang lebih 700 ribu) ...
KAlau memang perintah menginginkan meningkatkan Profesionalisme Guru seharusnya bukan menghentikan guru mengajar selama 1 tahun, tapi waktu yang diterapkan bisa lebih flexibel lagi, bisa seperti kulaihnya Universitas Terbuka (UT) plus biaya yang tak menjerat. Iming -iming kalau lulus mendapatkan sertifikasi membuat semua orang tidak menanyakan kembali ada apa gerangan ? APa yang terjadi ? Guru yang belum sertifikasi mana ada yang bayarannya diatas 2 juta ? apalagi Guru tidak tetap negeri / GTT atau GTY, apalagi kebanyakan mereka sudah berkeluarga, apa mau PPG lalu keluarga tidak makan... pikir donk... jadi kebabalasn nich ngomongnya.